Menghadapi berbagai komentar sinis dan bahkan cacian, Akhirnya Ustadz Idrus Ramli memberikan klarifikasi di dalam komentar status kedua tulisan ilmiahnya mengungkap pembusukan NU dari dalam yang dilakukan oleh Said Agil Siraj.
Tahun 2010 saya dan Gus Aab dialog terbuka dengan SAS di Sidoarjo. Pada saat itu SAS mengaku bersalah dalam bukunya. Saya pikir dengan pengakuan tersebut, SAS tidak akan menerbitkan lagi bukunya atau melakukan revisi. Ternyata buku tersebut diterbitkan lagi tahun 2012 secara resmi oleh LTN PBNU. Akhir Mei kemarin saya ditelepon oleh KH Ahmad Baghawi, Rais Syuriyah PCNU Nganjuk, mengeluhkan buku tersebut yang dibagikan ke cabang-cabang secara gratis. Beliau merasa prihatin dengan isinya yang sesat, liberal dan kufur. Akhirnya beliau saya sarankan agar lapor ke KH Miftahul Akhyar, Rais Syuriyah PWNU Jawa Timur. Ternyata tidak ada tanggapan dari KH Miftahul Akhyar. Akhirnya beliau menemui saya ketika saya acara di Jombang tanggal 7 Juni, dan memberikan kopiannya kepada saya. Kiai Baghawi cerita sempat lapor ke Gus Ali Tulangan, juga tidak ada respon. Akhirnya karena waktu itu menjelang muktamar, beberapa teman menghalangi saya untuk memberikan tanggapan terhadap bukunya SAS. Khawatir dianggap menjatuhkan. Setelah muktamar saya tulis. Ini saya lakukan, karena tidak ada Kiai yang peduli.Seperti dalam pemberitaan sebelumnya bahwa Ustadz Muhammad Idrus Ramli memperbincangkan tulisan Said Agil Siraj bersama dengan Rais Syuriah PWNU Aceh dan Rais Syuriah PWNU NTB. Dari kedua ulama sepuh NU tadi Ustadz Idrus mendapatkan kesimpulan vonis murtad terhadap tulisan Said Agil.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar