Sudah tidak usah di sangkal lagi. Kalimat “ Awali berbuka dengan yang manis “ menjadi jargon yang sangat terkenal setiap bulan ramadhan utamanya saat adzan magrib telah berkumandang waktu Indonesia setempat. Jargon itupun seakan menjadi kewajiban sehingga benar-benar kita ikuti. Pokoknya saat berbuka, kalau tidak minum teh manis, kolak, atau sirup belum afdhol rasanya. Namun tak di sangka tak di duga, kebiasaan ini justru salah kaprah. Tepatnya salah dimaknai oleh kita yang belum pinter tentang ilmu kesehatan. Loh kok gitu? Bukannya baik makan dan minum manis ketika pertama kali berbuka? Karena itu segera akan mengembalikan tenaga kita seperti semula. Alih-alih mengembalikan tenaga kita, justru itu akan membuat kita lemas. Letih dan ngantuk . Bahkan tak jarang setelah berbuka malah lemas, akhirnya absen deh sholat tarawih. Atau kalau tidak sholat terawihnya tak akan khusyuk akibat mata berat dan mulut jadi hobi menguap. Hayoo…ngacung yang pernah begitu…? Yang merasa saja, ya….? Jalan ceritanya seperti ini. Ketika kita berbuka dan mengawali dengan meneguk minuman yang (terlalu) manis seperti teh manis, sirup kadang ditambah kolak, akan terjadi peningkatan kadar gula darah yang sangat drastis. Apalagi kalau ditambah makan besar. Akibatnya tubuh akan kaget dan tidak siap dengan situasi demikian. Tahu sendirilah selama kurang lebih 14 jam tubuh sama sekali tidak kemasukan sumber tenaga sedikitpun. Akibat terjadinya hyperglikemi, tubuh akan terasa lemas, dan mengantuk. Yang lebih mengkhawatirkan lagi dalam jangka panjang kebiasaan ini akan mengganggu sistem metabolisme glukosa sehingga rentan terhadap penyakit diabetes militus, obesitas, hypertensi dan lain-lain. Tapi bukannya kita perlu yang manis-manis untuk mengembalikan tenaga kita selama berpuasa? Itu memang betul. Tapi bukan dengan berlebihan manisnya, kan? Apakah setelah berbuka kita mau lari-lari, bulutangkis atau futsal sehingga perlu segera mengganti energi yang hilang setelah berpuasa? Tentu tidak bukan? Jadi yang ringan-ringan sajalah… Seperti minum air atau makan buah rendah gula. Oya buahnya tidak usah pakai sirup, ya…anda sudah cukup manis kok ^_^…Insya Allah pulih tenaganya. Kalau begitu bagaimana halnya dengan nabi yang berbuka dengan kurma, kurma itu kan manis, jadi salah dong? semangka-melon-buah-sehat-berb
قال مالك: لا، والله حتى يصيب الحق، ما الحق إلا واحد، قولان مختلفان يكونان صوابًا جميعًا؟ ما الحق والصواب إلا واحد. Imam Malik berkata “Tidak,demi Allah, hingga ia mengambil yang benar. Kebenaran itu hanya satu. Dua pendapat yang berbeda tidak mungkin keduanya benar, sekali lagi kebenaran itu hanya satu
Minggu, 14 Juli 2013
BUKA PUASA DENGAN MAKANAN/MINUMAN MANIS MERUSAK KESEHATAN
Sudah tidak usah di sangkal lagi. Kalimat “ Awali berbuka dengan yang manis “ menjadi jargon yang sangat terkenal setiap bulan ramadhan utamanya saat adzan magrib telah berkumandang waktu Indonesia setempat. Jargon itupun seakan menjadi kewajiban sehingga benar-benar kita ikuti. Pokoknya saat berbuka, kalau tidak minum teh manis, kolak, atau sirup belum afdhol rasanya. Namun tak di sangka tak di duga, kebiasaan ini justru salah kaprah. Tepatnya salah dimaknai oleh kita yang belum pinter tentang ilmu kesehatan. Loh kok gitu? Bukannya baik makan dan minum manis ketika pertama kali berbuka? Karena itu segera akan mengembalikan tenaga kita seperti semula. Alih-alih mengembalikan tenaga kita, justru itu akan membuat kita lemas. Letih dan ngantuk . Bahkan tak jarang setelah berbuka malah lemas, akhirnya absen deh sholat tarawih. Atau kalau tidak sholat terawihnya tak akan khusyuk akibat mata berat dan mulut jadi hobi menguap. Hayoo…ngacung yang pernah begitu…? Yang merasa saja, ya….? Jalan ceritanya seperti ini. Ketika kita berbuka dan mengawali dengan meneguk minuman yang (terlalu) manis seperti teh manis, sirup kadang ditambah kolak, akan terjadi peningkatan kadar gula darah yang sangat drastis. Apalagi kalau ditambah makan besar. Akibatnya tubuh akan kaget dan tidak siap dengan situasi demikian. Tahu sendirilah selama kurang lebih 14 jam tubuh sama sekali tidak kemasukan sumber tenaga sedikitpun. Akibat terjadinya hyperglikemi, tubuh akan terasa lemas, dan mengantuk. Yang lebih mengkhawatirkan lagi dalam jangka panjang kebiasaan ini akan mengganggu sistem metabolisme glukosa sehingga rentan terhadap penyakit diabetes militus, obesitas, hypertensi dan lain-lain. Tapi bukannya kita perlu yang manis-manis untuk mengembalikan tenaga kita selama berpuasa? Itu memang betul. Tapi bukan dengan berlebihan manisnya, kan? Apakah setelah berbuka kita mau lari-lari, bulutangkis atau futsal sehingga perlu segera mengganti energi yang hilang setelah berpuasa? Tentu tidak bukan? Jadi yang ringan-ringan sajalah… Seperti minum air atau makan buah rendah gula. Oya buahnya tidak usah pakai sirup, ya…anda sudah cukup manis kok ^_^…Insya Allah pulih tenaganya. Kalau begitu bagaimana halnya dengan nabi yang berbuka dengan kurma, kurma itu kan manis, jadi salah dong? semangka-melon-buah-sehat-berb
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar