Sabtu, 17 Oktober 2015

HUKUM MENJEWER TELINGA ANAK


SYUBHAT : 
Materi: Bolehkah Menjewer Telinga Anak?
Pemateri: Ustadz Abu Ihsan Al-Atsari
Tempat: Masjid Al-Falah, Karangasem, Kalijambe, Sragen, Jawa Tengah

Kajian ini diselenggarakan oleh Panitia Bersama Kajian Akbar Solo Utara bekerjasama dengan masyarakat desa Karangasem dan Takmir Masjid Al-Falah.
-YUFID TV-
http://yufid.tv
JAWAB : Catatan Redaksi Yufid.TV:
Diriwayatkan oleh Bukhari & Ahmad dari Ibnu Abbas radhiallahu ‘anhu, bahwa beliau mengatakan: Saya pernah tidur di rumah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, ketika beliau bangun, saya-pun ikut bangun. Kemudian beliau melaksanakan shalat, lalu saya datang menyusul  dan langsung berdiri di samping kiri beliau. Maka beliau memegang kepalaku dan menjewer telingaku lalu memindahkanku ke sisi sebelah kanan.
Hadis ini menunjukkan dibolehkan menjewer anak ketika dibutuhkan. Hanya saja tidak boleh sampai menyakitkan atau menimbulkan bekas. Karena Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang memukul keluarga dengan pukulan yang menyakitkan. Barangkali, yang dimaksud Ustadz Abu Ihsan dengan larangan menjewer adalah menjewer telinga anak yang menyakitkan atau menimbulkan bekas.
 
عن عبد الله بن بسر ااصحابّي ر ضي الله عنه قال: بعثْني أميّ ألى رسول الله صلّى الله عليه و سلّم بقِطْف من عِنَبٍ فأكلت منه قبل أن أبلغه إيّاه فلمّا جئت به أخذ بأذني، وقال: يا غـدر
Dari ‘Abdullah bin Busr Ash-Shahabi rodhiallahu ‘anhu ia berkata: “Ibu saya pernah mengutus saya ke tempat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk memberikan setandan buah anggur. Akan tetapi, sebelum saya sampai kepada beliau saya makan (buah itu) sebagian. Ketika saya tiba di rumah Rasulullah, beliau menjewer telinga saya seraya bersabda: ‘Wahai anak yang tidak amanah'” (HR. Ibnu Sunniada kelemahan dalam sanadnya)
Dari sini dapat diketahui bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memperlakukan anak sesuai dengan kadar kesalahan dan kondisi seorang anak-anak. Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak membiarkan seorang anak tidak bertanggung jawab terhadap amanah yang telah diberikan, dan sisi lain beliau menghukum juga dengan tidak berlebihan.
http://muslimah.or.id/54-mendidik-tanggung-jawab-pada-anak.html

Tidak ada komentar: