Jumat, 16 Maret 2018

Menjadi shohibul qur'an


Puncak tujuan ibadah seorang muslim adalah mencari pahala yg tinggi disisi alloh.
jangan seperti orang sufi yg katanya hanya mencari ridho alloh saja tidak butuh syurga,masuk neraka tidak apa-apa.
ini logika lucu: orang diridhoi alloh tapi masuk neraka?
katanya buktinya itu malaikat malik di neraka kan?he..emang mungkin manusia jadi malaikat?betapa lucu logika mereka
kalau kata syeikh utsaimin dalam syarh riyadhussholihin: ingin pahala syurga dan ridho alloh itu berbanding lurus dan tidak merusak niat ibadah.
kalau niat kita sudah benar mencari pahala dari sisi alloh.maka amalan yg paling cepat mendapatkan banyak pahala tiada lain kecuali membaca alquran.mengapa?karena pahalanya tiap huruf.
beda dg amalan yg lain.
contoh membaca hadits pahalanya bukan tiap huruf tapi sekali baca dan seberapa besar pemahamannya.jadi yg benar itu alquran dihafal,hadits di fahami tidak cukup di hafal.karena pahalanya gelondongan bukan tiap huruf.seperti halnya sholat,pahalanya apakah tiap rokaat?tentu tidak,tp tiap satu sholat atau sekali salam.
jadi cuma pahala membaca alquran yg pahalanya tidak gelondongan tapi di rinci tiap huruf bahkan tiap satu pahala dilipatkan gandakan minimal 10 kali lipat.
Padahal rata-rata orang hafal quran minimal 20 kali pengulangan,dari sini timbul pertanyaan menggelitik.
Mana yg lebih banyak pahalanya sekali baca langsung hafal atau membaca 20 kali tapi belum?
imam syafii sekali baca hafal,oleh karenanya beliau saat baca kitab satu halaman di buka satu halaman ditutup supaya tidak bercampur hafalannya,namun sekali melihat yg betis wanita,melihat yg haram hilang 40 hafalannya,begitulah cepat hafal cepat hilang.
imam bukhori lebih hebat lagi,beliau sekali dengar hafal.
Namun apakah anak kita seperti imam syafii dan imam bukhori?
orang tua yg perfecsionis akan kecewa anaknya belum hafal,seakan itu cacat dan aib.padahal anaknya semangat menghafal,mengulang-ulang bacaan walaupun blm hafal.
oleh karenanya ada kaidah أهم الشيء في الحفظ التكرار
Yg paling penting dari tahfidz adalah memperbanyak pengulangan.
Mengapa dihafal?tidak langsung melihat mushaf aja?karena alloh ingin kita menjadi shohibul quran,temannya alquran.kemana pun selalu bersama alquran itulah shohib.bukan hanya di sekolah,kalau teman hanya di sekolah itu bukan shohib namanya tapi zamiil teman sebangku atau sekelas.
kalau shohib itu teman akrab kapan pun dimana pun. Itulah makna sabda nabi

اقْرَءُوا الْقُرْآنَ فَإِنَّهُ يَأْتِى يَوْمَ الْقِيَامَةِ شَفِيعًا لأَصْحَابِهِ

Rajinlah membaca al-Quran, karena dia akan menjadi syafaat bagi penghafalnya di hari kiamat. (HR. Muslim 1910).
kita butuh syafaat gak?syafa'at itu ibarat baju yg sobek lalu dijahit kembali.yakinkah ibadah kita 100 % sempurna?sholat kita dari takbirotul ihrom hingga salam tidak sedikitpun memikirkan kecuali alloh saja? Itu sangatlah langka,jarang terjadi,itulah mengapa kita disyariatkan istighfar setelah salam bukan hamdalah.begitu juga saat selesai haji atau pertemuan kita baca doa kafarotul majlis,demikian diterangkan syeikh utsaimin dan  itulah juga makna sabda nabi:

إِنَّ الرَّجُلَ لَيَنْصَرِفُ وَ مَا كُتِبَ لَهُ إِلَّا عُشْرُ صَلَاتِهِ تُسْعُهَا ثُمْنُهَا سُبُعُهَا سُدُسُهَا خُمُسُهَا رُبُعُهَا ثُلُثُهَا نِصْفُهَا
“Sesungguhnya seseorang selesai (dari mengerjakan sholat) dan tidaklah ditulis baginya pahala kecuali sepersepuluh sholatnya, atau sepersembilannya, atau seperdelapannya, atau sepertujuhnya, atau seperenamnya, atau seperlimanya, atau seperempatnya, atau sepertiganya, atau separuhnya”. [HR Abu Dawud: 796. Berkata asy-Syaikh al-Albaniy: Hasan].
semoga alloh memperkenankan alquran memberi syafaat kepada kita semua,sehingga ibadah kita yg masih kurang bisa tertutupi.

Tidak ada komentar: