Sabtu, 15 September 2018

Antara vaksin dan istihalah

KH. M. Najih Maimoen Dawuh;

Andaikan menurut madzhab Hanafi dan Maliki suci, itu bukan berarti boleh mengkonsumsinya!

Vaksin MR Itu mengandung khinzir, bahaya, itu hanya sekedar suci (menurut mereka), tapi tentunya tetap tidak boleh dikonsumsi.

Dan Istihalah yang mensucikan -menurut mereka- itu jika praktenya istihalahnya binafsihi, namun jika prakteknya tidak binafsihi  tetapi bittashni' seperti yang  terjadi pada pembuatan vaksin zaman ini, maka hukumnya tetep najis mugholladhoh dan haram dikonsumsi, karena istihalahnya  mushonna'ah (diproses  memakai maadah muharromah) sebagaimana postingan:

أما ما استعملت في تصنيعه مادة محرمة من حيوان لم يذك أصلا، أو من حيوان نجس كالخنزير، فإنه لا يجوز استعماله لأنه بامتزاج تلك المادة النجسة به صار نجساً لأن كل مائع غير الماء الطهور يتنجس بمجرد ملاقاة النجاسة، فعن أبي هريرة رضي الله عنه أنه النبي صلى الله عليه وسلم: "سئل عن فأرة وقعت في سمن؟ فقال: إذا كان جامداً فخذوها وما حولها فألقوه، وإن كان مائعا فلا تقربوه" رواه الإمام أحمد وأبو داود والنسائي، وقد ضعف شيخ الإسلام الزيادة الأخيرة وهي قوله: "وإن كان مائعا فلا تقربوه". ولكن جماهير الفقهاء على الأخذ بمقتضاها. والله أعلم.

Dalam masalah ini, Kami mendukung madzhabnya imam Syafi'i dan Hanbali, untuk mengagungkan Nash al-Quran yang umum tentang keharaman khinzir, tidak membedakan gajih dan vaksinnya, adapun urusan daging lele yang memakan kotoran, itu urusan kecil dan sepele, tidak seperti khinzir yang keharamannya jelas jelas manshus filquran. Kami tidak mendukung madzhab Hanafi dan Maliki dalam masalah ini, apalagi istihalahnya tidak binafsihi, tapi bilmaadah muharromah, apalagi pakai mazhabnya zhohiriyah dan Ibn Taimiyah, ini bwrbahaya, karena sering beda dengan jumhur ahlussunah.

Kami juga mendukung fatwa Bahtsul Masail Lirboyo dan pendapat KH. Abdur'rouf MZ dan KH. Rosyid Ubab.  Adapun postingan fatwa di atas (sebelum ibarat yang kami nuqil) itu adalah dari ulama liberal timur tengah dengan pesanan dari musuh musuh Islam.

Kami takut anak anak kita berwatak (berakhlak) sebagaimana khinzir, bahkan menurut kami, hal ini lebih bahaya dari pada kematian. Vaksin MR sudah jelas mengandung enzim babi, bukan sekedar isu. Enzim yang mengandung keasaaam saja tanpa ada unsur khinzir sudah sangat bahaya seperti yang disampaikan pakar-pakar kedokteran barat, termasuknya DR. Otto Warburg dll, apalagi yang mengandung khinzir. Menurut saya bahayanya double, keagamaan dan kesehatan.

Kita dulu aja tidak divaksin, nyatanya tetap sehat, bahkan di Amerika dan negara barat  pun tidak ada vaksinasi, hanya di negara negara Islam saja yang ada. Kita harus bersyukur kepada Allah SWT atas segala nikmat. Susu ibu, madu, sari kurma dan bermain-main debu (sebagaimana dalam hadits) itu justru  mengandung  vaksin.

Vaksin dan obat-obatan yang mengandung unsur babi itulah yang diinginkan oleh rezim ini yang pro komunis, untuk menebus pembunuhan PKI 65-66.

Sarang, Sabtu Pagi, 15 September 2018

Tidak ada komentar: