قال مالك: لا، والله حتى يصيب الحق، ما الحق إلا واحد، قولان مختلفان يكونان صوابًا جميعًا؟ ما الحق والصواب إلا واحد. Imam Malik berkata “Tidak,demi Allah, hingga ia mengambil yang benar. Kebenaran itu hanya satu. Dua pendapat yang berbeda tidak mungkin keduanya benar, sekali lagi kebenaran itu hanya satu
Sabtu, 17 Januari 2015
DOA KHUSUS SAAT MINUM AIR ZAM-ZAM
Apakah ada doa khusus ketika meminum air zam-zam? Ada riwayat dari Ad Daruquthniy namun ini bukan perkataan Nabi, hanyalah doa yang dipraktekkan oleh Ibnu Abbas. Ia berdoa saat minum air zam-zam,
اللهم إني أسألك علماً نافعاً، ورزقاً واسعاً، وشفاءً من كل داء
/Allahumma inni as-aluka ‘ilman naafi’a wa rizqon waasi’an wa syifa’an min kulli daa-in/
“Ya Allah aku memohon pada-Mu ilmu yang bermanfaat, rizqi yang luas, dan kesembuhan dari segala macam penyakit“.(HR.AL HAKIM dalam al mustadrok no.1673),namun sayang itu lemah.
yg benar doa nya bebas baik.
syeikh albani melemahkannya dalam dhoi'f attarghib no.750 juz 1 hal 188
dan dalam irwa' 4/332
karena ada muhammad ibn habib ,kata imam addzahabi :
أتى بخبر باطل اتهم بسنده
dia datang dg khobar batil,sanadnya tertuduh.
imam khotib al baghdadi : shoduq
artinya perawi itu maqbul,diterima jika ada penguat.namun disini tidak ada,sehingga tetap dalam kelemahannya.
BENARKAH FATIMAH BERGELAR AZZAHRO' ?
«مِما تسرَّب -أيضًا- مِن أوصافِ الشِّيعةِ لأهلِ السُّنَّة؛ وصفُ فاطمةَ بأنَّها: (البَتول)، وكذلك -أيضًا-: (الزَّهراء)، ولا نَعرفُ لهذَيْن الوَصفَين -في حُدودِ ما نعلمُ- شيئًا مِن الدَّليل والحُجَّة على ذلك».
[شرح الإبانة الصغرى، فضائل الصَّحابة، الدقيقة(15:46)].
Syaikh Ali al Halabi mengatakan, “Di antara pujian ala Syiah yang menyusup di tengah-tengah ahli sunnah adalah mengelari Fathimah dengan gelaran al Batul atau dengan gelaran az Zahra. Sebatas yang kami ketahui kami belum mengetahui dalil dan alasan syar’I untuk memberikan dua gelaran tersebut kepada Fathimah”.
شرح الإبانة الصغرى، فضائل الصَّحابة، الدقيقة15:46
Sumber:
Rekaman kajian kitab al Ibanah ash Shughra.
http://www.kulalsalafiyeen.com/vb/showthread.php?p=119873#post1198
وذكر الشيخ بكر أبو زيد في معجم المناهي ..
" ولم أقف على تاريخ لهذا اللقب لدى أهل السنة ، فالله أعلم . " ا . هـ
syeikh abu bakr abu zaid dalam mu'jam al manahi :
dan saya tidak pernah menemukan gelar semacam ini di kalangan ahlussunnah
لشيخ صالح الفوزان حفظه الله
أحسن الله إليكم صاحب الفضيلة هذا سائل
يقول: لماذا لقبت فاطمة رضي الله عنها
بالزهراء وهل لهذا اللقب قصة ؟
الشيخ : والله ماعرف شيء منها ولكن هذا
مدح الزهراء يعني من النور وان لها نور .
syeikh fauzan ditanya : kenapa fatimah digelari azzahro',apakah pemberian gelar ini ada kisahnya?
jawab beliau : demi alloh tidak diketahui sesuatupun tentang itu.akan tetapi pujian azzahro' berarti cahaya dan fatimah mempunyai cahaya.
adapun penukilan ibnu hajar dan adzdzahabi tentang penyebutan fatimah azzahro' adalah penyebutan sesuatu yang berkembang di masyarakat saja.
nabi muhammad tidak pernah dijuluki abu zahro' dan nabi tidak pula di gelari al azhar walaupun beliau azharullaun berkulit putih seakan cahaya
adapun tuduhan syiah bahwa fatimah bergelar azzahro' karena tidak pernah haid,memang Ada beberapa riwayat yang menyebutkan keutamaan Fatimah radhiyallahu ‘anha, yang menjelaskan bahwa beliau tidak mengalami haid.Diantaranya hadis,
ابنتى فاطمة حوراء آدمية لم تحض ولم تطمث وإنما سماها الله تعالى فاطمة لأن الله تعالى فطمها ومحبيها عن النار
Putriku Fatimah manusia bidadari. Tidak pernah haid dan nifas. Allah menamainya Fatimah, karena Allah menyapihnya dan menjauhkannya dari neraka.
Hadis ini disebutkan al-Kinani dalam karyanya Tanzih as-Syariah, dan beliau menilainya hadis dhaif. Beliau mengatakan,
ليس بثابت وفيه غير واحد من المجهولين
Hadis ini tidak shahih. Dalam sanadnya terdapat beberapa perawi yang majhul (tak dikenal). (Tanzih as-Syariah, 1/412).
Dalam riwayat lain, dari Asma’ bintu Umais, beliau bertanya kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, ’Ya Rasulullah, saya tidak pernah melihat fatimah mengalami haid atau nifas.’ Kemudian beliau bersabda,
أما علمت أن ابنتى طاهرة مطهرة فلا يرى لها دم فى طمث ولا ولادة
Tahukah kamu, putriku adalah wanita suci yang disucikan. Tidak ada darah ketika haid maupun ketika melahirkan.
Riwayat ini juga disebutkan al-Kinani, dan beliau mendhaidkannya. Beliau mengatakan,
أورده المحب الطبرى فى ذخائر العقبى وهو باطل أيضا فإنه من رواية داود بن سليمان الغازى
Disebutkan oleh al-Muhib at-Thabari dalam kitab Dzakhair al-Uqba, dan ini juga hadis bathil, karena dari riwayat Daud bin Sulaiman al-Ghazi.
Keterangan yang sama juga disampaikan al-Munawi, beliau berkomentar
لكن الحديثان المذكوران رواهما الحاكم وابن عساكر عن أم سليم زوج أبي طلحة. وهما موضوعان كما جزم به ابن الجوزى، وأقره على ذلك جمع منهم: الجلال السيوطي مع شدة عليه
Akan tetapi dua hadis yang disebutkan, yang diriwayatkan oleh Hakim dan Ibnu Asakir dari Ummu Sulaim, istri Abu Thalhah. Dan dua hadis itu palsu, sebagaimana yang ditegaskan Ibnul Jauzi, dan disetujui oleh beberapa ulama, diantaranya as-Suyuthi, dengan komentar yang sangat keras untuk hadis itu. (Ittihaf as-Sail, hlm. 12).
Selasa, 13 Januari 2015
DOA MENERIMA ZAKAT/SEDEKAH
Untuk penerima zakat, disunnahkan mendoakan yang berzakat.
Dalil yang menunjukkan sunnahnya mendoakan orang yang berzakat adalah
ayat berikut;
{ خُذْ مِنْ أَمْوَالِهِمْ صَدَقَةً تُطَهِّرُهُمْ
وَتُزَكِّيهِمْ بِهَا وَصَلِّ عَلَيْهِمْ إِنَّ صَلَاتَكَ سَكَنٌ لَهُمْ}
[التوبة: 103]
ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan berdoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. (At-Taubah-103)
Diantara doa yang bisa dibaca misalnya;
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى …
Ya Allah berilah Shalawat kepada….
Lafadz ini didasarkan pada hadis berikut;
صحيح البخاري (13/ 67)
عَنْ عَمْرِو بْنِ مُرَّةَ قَالَ سَمِعْتُ عَبْدَ اللَّهِ
بْنَ أَبِي أَوْفَى وَكَانَ مِنْ أَصْحَابِ الشَّجَرَةِ قَالَ كَانَ
النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا أَتَاهُ قَوْمٌ
بِصَدَقَةٍ قَالَ اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَيْهِمْ فَأَتَاهُ أَبِي
بِصَدَقَتِهِ فَقَالَ اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى آلِ أَبِي أَوْفَى
dari ‘Amr bin Murrah ia berkata; aku mendengar
Abdullah bin Abu Aufa, -dia adalah shahabat yang ikut berbai’at di bawah
pohon- katanya; “Bila suatu kaum datang menemui Nabi shallallahu
‘alaihi wasallam dengan membawa sedekah, beliau lalu mendo’akannya:
“Allahumma shalli ‘alaihim” (Ya Allah, berilah ampunan kepada mereka).
Setelah itu bapakku menemui beliau sambil membawa sedekahnya. Beliaupun
mendo’akanya: “Allahumma shalli ‘alaa aalii abu Aufa. (Ya Allah, berilah
ampunan kepada keluarga Abu Aufa).” (H.R.Bukhari)
Lafadz lain yang bisa dibaca misalnya;
اللَّهُمَّ بَارِكْ فِيهِ وَفِي أَمْوَالِهِ
“Ya Allah berkahilah dia dan hartanya”
Lafadz ini didasarkan pada hadis berikut;
سنن النسائي (8/ 185)
عَنْ وَائِلِ بْنِ حُجْرٍ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بَعَثَ سَاعِيًا فَأَتَى رَجُلًا فَآتَاهُ فَصِيلًا
مَخْلُولًا فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
بَعَثْنَا مُصَدِّقَ اللَّهِ وَرَسُولِهِ وَإِنَّ فُلَانًا أَعْطَاهُ
فَصِيلًا مَخْلُولًا اللَّهُمَّ لَا تُبَارِكْ فِيهِ وَلَا فِي إِبِلِهِ
فَبَلَغَ ذَلِكَ الرَّجُلَ فَجَاءَ بِنَاقَةٍ حَسْنَاءَ فَقَالَ أَتُوبُ
إِلَى اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ وَإِلَى نَبِيِّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
اللَّهُمَّ بَارِكْ فِيهِ وَفِي إِبِلِهِ
dari Wail bin Hujr bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi
wasallam mengutus seorang petugas pengambil zakat, lalu ia mendatangi
seseorang dan orang itu memberikan seekor anak unta sapihan yang kurus,
maka Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Kami telah mengutus
seorang petugas pengambil zakat utusan Allah dan Rasul-Nya, dan sungguh
si fulan telah memberikan kepadanya seekor anak unta sapihan yang kurus.
Ya Allah, janganlah Engkau berikan berkah kepadanya dan jangan pula
kepada untanya.” Lalu berita itu sampai kepada orang tersebut, maka ia
datang dengan membawa unta yang baik seraya berkata; ‘Aku bertaubat
kepada Allah -Azza wa Jalla- dan kepada Nabi-Nya shallallahu ‘alaihi
wasallam, ‘ Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: ‘Ya Allah,
berikan berkah kepadanya dan kepada untanya.’ (H.R.An-Nasai,SHOHIH ANNASAI NO.2457)
Rabu, 07 Januari 2015
BANK SOAL KJJ LIPIA MUSTAWA 6
Minggu, 04 Januari 2015
Imam Al-Bukhariy Tidak Meriwayatkan Satu Hadits Pun Dari Imam Ja'far Ash-Shadiq ???
Prof Quraisy Syihab berkata dalam bukunya "Sunnah dan Syiah Bergandengan, Mungkinkah"
“Ulama-ulama Syiah juga berkecil hati karena pakar hadits Ahlusunnah tidak meriwayatkan dari imam-imam mereka.. Imam Bukhari, misalnya, tidak meriwayatkan satu hadits pun dari Ja’far ash-Shadiq, Imam ke-6 Syiah Imamiyah, padahal hadis – hadisnya cukup banyak diriwayatkan oleh kelompok Syiah.” (hal. 150).
Ini tidak sepenuhnya benar. Karena Imam Bukhari ternyata meriwayatkan dari Imam Ja'far Ash-Shadiq hadits marfu' dalam Al-Adab Al-Mufrad dan dalam At-Tarikh Ash-Shaghir.
Memang, beliau tidak mengeluarkan hadits dari jalur Ja'far Ash-Shadiq dalam shahihnya tapi itu bukan berarti mengurangi penilaiannya terhadap Ja'far, toh Al-Bukhari bahkan tak meriwayatkan hadits dari Asy-Syafi'i dan itu bukan berarti dia tidak suka Asy-Syafi'i.
Gambar di atas adalah foto kitab Al-Adab Al-Mufrad yg ditahqiq Syekh Al-Albani berisi hadits yg diriwayatkan Al-Bukhari melalui jalur Ja'far Ash-Shadiq dari ayahnya Muhammad Al-Baqir.
Hadits diatas juga diriwayatkan oleh Al-Bukhari dalam Shahihnya nomor 256 tapi bukan melalui jalur Ja'far, melainkan dari jalur Ma'mar bin Yahya bin Saam dari ayahnya Ja'far yaitu Muhammad Al-Baqir.
Dengan demikian Al-Bukhari mengeluarkan hadits dari Muhammad Al-Baqir Abu Ja'far yang dianggap rafidhah sebagai imam mereka.
Al-Bukhari sendiri meriwayatkan beberapa hadits dari Abu Ja'far Muhammad Al-Baqir dalam shahihnya dan juga dari ayahnya yaitu Ali bin Husain yang bergelar Zainal Abidin.
Jadi amat keliru kalau dikatakan bahwa Al-Bukhari tidak meriwayatkan dari para imam Ahlul Bait, toh mereka semua adalah IMAM AHLUS SUNNAH YANG NAMANYA DICATUT OLEH SYIAH SEBAGAIMANA NASHRANI MENCATUT NAMA NABI ISA alahis salam.
Lagi pula kesan dari pernyataan Pak Quraisy ini seakan banyak para ahli hadits sunni yg tidak meriwayatkan dari jalur Ja'far Ash-Shadiq, padahal hanya Al-Bukhari dalam Shahihnya.
Ja'far Ash-Shadiq merupakan perawi dalam Shahih Muslim di banyak tempat, dan semua penulis kitab sunan yg empat, Imam Ahmad dan merupakan guru Imam Malik bin Anas yang banyak meriwayatkan dari Ja'far dalam Al-Muwaththa`.
Dengan demikian jelas keliru ucapannya yang mengatakan "pakar hadits Ahlusunnah tidak meriwayatkan dari imam-imam mereka"
Tambahan:
Sedangkan riwayat Al-Bukhari berupa hadits marfu' dalam At-Tarikh Ash-Shaghir bisa dilihat di jilid 1 hal. 55 (tahqiq Az-Zayid), atau At-Tarikh Al-Awsath tahqiq Taisir Sa'd jilid 1 hal. 347:
حَدَّثَنَا محمد ، قال : حَدَّثَنَا عَبد الله بن مسلمة ، قال : حَدَّثَنَا سليمان بن بلال ، عَن جعفر ، عَن أبيه ، عَن جابر قال أقام النبي صَلَّى الله عَليهِ وسَلَّمَ بالمدينة تسع سنين ثم أذن في الناس بالحج فخرج حتى كان بذي الحليفة ولدت أسماء بنت عُمَيس محمد بن أبي بكر.
barangkali akan ada yang mengira bahwa itu yang dimaksud adalah Ja'far bin Maimun yang juga merupakan salah satu syaikh dari Wuhaib.
Maka jika ada yang menyangka seperti itu, sangkaannya itu telah keliru. Karena Ja'far bin Maimun tidak meriwayatan dari ayahnya sebagaimana sanad dalam riwayat Adabul-Mufrad tsb. Ja'far yang meriwayatkan dari ayahnya tidak lain adalah Ja'far Ash-Shadiq.
Kemudian, terdapat pula riwayat lainnya melalui jalur Ja'far Ash-Shadiq masih dalam Adabul-Mufrad sebagaimana screenshot yang diattach dibawah.
Ja'far disini juga Ash-Shadiq, sebagaimana terlihat bahwa yang meriwayatkan darinya adalah Ad-Darawardi, dia merupakan salah satu murid beliau. Namanya 'Abdul 'Aziz. Beliau adalah Al-Imam Al-'Alim Al-Muhaddits 'Abdul 'Aziz bin Muhammad Ad-Darawardi. Dan tidak meriwayatkan dari yang bernama Ja'far kecuali Ja'far Ash-Shadiq, tidak ada Ja'far bin Maimun.
Langganan:
Postingan (Atom)